Kutai Barat : Andi Dalfiah’s Wedding

Kalau kalian ingat, tahun 2019 adalah terakhir kali Anak Kalem kumpul lengkap untuk jalan-jalan ke Malang. Rasanya seperti sudah lama sekali, tapi juga seperti tidak terasa. Tahun 2020 rasanya panjang sekali karena pandemi Covid-19 yang juga masih berlanjut di tahun 2021. Dunia sempat menjadi tempat yang tidak aman untuk mempertemukan rindu.

Tapi tahun 2022, syukurnya kondisi dunia perlahan membaik. Perjalanan ke luar daerah sudah mulai marak kembali meskipun dengan beberapa persyaratan. Dan di tahun ini pula, kabar baik datang menghampiri Anak Kalem. Fiah akan menikah, dengan sahabatnya yang juga teman kuliah kami. Tidak ada alasan untuk tidak datang kan, apalagi setelah tiga tahun tidak bertemu.

Merencanakannya dari jauh-jauh hari, ini adalah perjalanan yang super panjang. Terutama, karena saya berangkat dari Buol yang delapan belas jam jauhnya dari Palu. Dari Palu, kami harus naik pesawat lagi ke Balikpapan kemudian melanjutkan perjalanan dengan bis menuju Kutai Barat. Meskipun ini bukan pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Balikpapan, tapi ini adalah pertama kali saya benar-benar berkunjung.

Kalimantan adalah pulau tetangga Sulawesi. Tapi ini adalah pertama kalinya, saya menjelajahi Balikpapan bahkan sampai menuju Kutai Barat yang sepuluh jam jauhnya dari Balikpapan. Tapi, pertemuan dengan sahabat dekat, candaan-candaan yang pernah lekat menjadi alasan untuk tetap gembira selama perjalanan. Ah, mungkin juga karena bosan dengan pekerjaan kantor yang itu-itu saja, maka perjalanan yang seperti short escape ini rasanya semakin menyenangkan.

Kalimantan tidak jauh, tapi terasa perbedaannya dengan Sulawesi. Apalagi kalau saya berkunjung ke tempat yang lebih jauh. Selalu menyenangkan rasanya melihat hal-hal baru, menghirup udara di tempat yang baru, menyaksikan orang-orang asing menjalani kehidupannya masing-masing.

Begitu sampai di Kutai Barat, kami langsung disambut oleh Fiah, si calon pengantin yang tidak dipingit. Kami menginap di Hotel depan Islamic Center tempat mereka akan melangsungkan pernikahan. Setelah mandi dan bersiap-siap, kami melangsungkan bridal shower ala-ala untuk Fiah dan calon suaminya. It was fun.

Malamnya, kami diundang ke acara Mapacci di rumah keluarga Fiah. Malam itu konsepnya India, jadi Fiah didandani dengan tema India. Acaranya berlangsung khidmat hingga selesai.

Esoknya, D-day. Pagi-pagi, kita sudah bersiap-siap dengan riasan masing-masing. Sebelum berangkat ke gedung pernikahan, kami diminta untuk foto bersama pengantin di depan hotel.

Berikutnya akad nikah yang dilangsungkan dengan khidmat, sempat membuat kami meneteskan airmata. Rangkaian acara berikutnya tidak bisa kuingat satu persatu. Tapi kehebohan MC dan pengantin laki-lakinya akan selalu teringat dalam benak kami. Itu adalah acara pernikahan yang tidak biasa, dan sangat seru untuk penonton dan juga pengantin. Oh iya, sebelum acara resepsi, kami para bridesmaid juga diminta untuk berjalan di sepanjang karpet untuk menyambut pengantin.

Acara yang panjang itu banyak membuat kami tertawa dan menangis karena haru. Rasanya seperti rollercoaster emosi. Mungkin begitulah rasanya melihat orang yang begitu dekat dengan kita menyambut hari-hari barunya dalam pernikahan. Dan setelahnya, tidak akan sama lagi. Fiah sekarang sudah bukan gadis muda bebas yang kemana-mana tak perlu minta izin. Sekarang kalau mau ngajak Fiah jalan-jalan kita perlu minta izin suami. Tapi itu bisa diatur, karena suami Fiah adalah Tanzir :D.

Buol : Pantai Noto

Sudah berapa lama sejak terakhir kali saya menulis di blog ini? Lama sekali rasanya. Terakhir kali bercerita tentang kepindahan ke Buol, hampir dua tahun yang lalu. Rasanya saya terlalu sibuk menyesuaikan diri dengan tempat baru yang padahal dulunya adalah rumah. Tapi, saya juga terlalu sibuk mewujudkan mimpi-mimpi serta rencana yang dulu belum bisa kuwujudkan.

Salah satunya adalah Pantai Noto ini. Waktu di Parigi, saya pernah bermimpi untuk membangun cafe di Buol. Yah, meskipun realisasinya sebenarnya tidak mirip dengan perencanaan itu. Tapi ini adalah sebuah cafe, yang dengan kesederhanaannya dijadikan rumah kedua oleh para pelanggan setia. Yap, akhirnya Pantai Noto punya pelanggan setia juga. Anak-anak SMA yang hobi minum kopi susu dan saraba serta menyanyi bermodal youtube dan salon musik.

Sebenarnya, Pantai Noto sudah buka mulai akhir September 2020. Bertepatan dengan kepindahanku ke Buol. Tapi waktu itu tempatnya masih sangat sederhana, terlalu sederhana malah. Apalagi letaknya yang berada di belakang rumah dan jalan masuknya di antara rumah bikin orang-orang jadi agak segan untuk mampir. Tapi pada akhir tahun kemarin, saya memutuskan untuk melakukan renovasi yang cukup besar, membuat gazebo berlantai dua dan toilet. Selain itu, seluruh kawasan belakang rumah juga dibersihkan dan dirapikan kembali.

Gazebo berlantai dua ini punya pemandangan langsung menghadap laut dan di sisi seberangnya ada pemandangan pohon-pohon yang segar. Kami juga melengkapi gazebo ini dengan bean bag yang memang sedang hits di Buol. Selain itu, ada bak colokan di setiap gazebo jadi tempat ini sangat cocok untuk anak-anak SMA yang mau mengerjakan tugas atau sekedar ingin bersantai.

Dari segi menu, kami menambahkan beberapa menu makanan berat berdasarkan saran dari beberapa teman yang pernah berkunjung. Dan akhirnya, kami juga mempekerjakan 3 orang karyawan setelah berminggu-minggu meyakinkan Mama. Ya, ini memang bisnis keluarga. Dan sebelumnya, hanya dijalankan oleh Mama, saya dan adikku, Fahrul. Tapi setelah pengembangan, akhirnya kami bisa punya karyawan juga.

Alhasil, sejak reopening setelah pengembangannya, Pantai Noto diserbu pengunjung. Long weekend akhir tahun 2021 menjadi saat-saat teramai di Pantai Noto. Saya menyebutnya momentum. Januari 2022, masih banyak yang penasaran sepertinya sehingga bisa dibilang Pantai Noto selalu ramai pengunjung. Berikutnya, kami masih perlu banyak belajar dan berkembang untuk mencapai momentum-momentum lainnya.

Dengan berjalannya Pantai Noto, saya menyadari bahwa bukan hanya usaha ini yang berkembang. Tapi saya juga. Saya banyak sekali belajar, tentang bisnis, tentang hubungan antar manusia, dan tentang kepuasan batin saat melihat orang lain tersenyum dan tertawa bahagia saat berada di sini.

Oh iya, meskipun dari tadi saya menyebut-nyebut anak-anak SMA sebagai pelanggan setia Pantai Noto, sebenarnya ada lagi kelompok lain yang disasar oleh Pantai Noto. Yaitu, keluarga besar, ibu-ibu yang membawa anak. Kami menyadari bahwa ibu-ibu juga butuh healing, dan cafe-cafe yang sudah ada masih belum bisa menyediakan tempat yang nyaman untuk ibu-ibu membawa anak. Di Pantai Noto, kami menyediakan ayunan serta areal yang cukup luas untuk anak-anak bermain. Dan seterusnya, kami akan terus melakukan pengembangan di area ini untuk mengakomodasi kebutuhan pelanggan.

Mungkin sampai disini dulu ceritaku, jadi panjang dan promosi kan ujung-ujungnya? 😀

Intinya, kalau kalian sedang di Buol dan mencari tempat yang nyaman untuk healing, bermain, belajar, bekerja, membawa anak jalan-jalan, kamu bisa coba datang ke Pantai Noto. Tempat yang nyaman dengan harga terjangkau.

Parigi : 12 September 2020

Dua belas September selalu jadi hari yang spesial untukku, entah ada yang merayakannya atau tidak. Itu adalah hari dimana usiaku bertambah dan seharusnya kedewasaanku juga. Tapi sudah terlalu banyak Dua belas September yang berlalu begitu saja tanpa benar-benar membawa perubahan yang baik. Harus lebih banyak lagi introspeksi diri.

Tapi kali ini saya ingin bercerita tentang Dua belas September yang teramat spesial. 12 September 2020. Hari dimana usiaku genap 24. Hari dimana saya akhirnya meninggalkan satu fase lagi dalam hidupku dan menuju fase kehidupan yang baru. Ya, itu hari kepindahanku ke Buol yang sungguh kebetulan sekali bertepatannya. Seolah hadiah ulang tahun. Tapi saya yang hari itu hatinya masih terikat di Parigi, bertanya-tanya apakah benar ini hadiah yang kuinginkan.

Continue reading

Masa Lalu : Masa SD

Perjalanan ke masa lalu disebut traveling juga bukan? Kalaupun bukan, anggap saja iya. Biar kuceritakan hal-hal yang masih bisa kuingat dari masa laluku. Biar tidak hilang begitu saja, menguap bersama kenangan-kenangan yang terpaksa harus keluar karena tumpukan pekerjaan yang antri dalam kepala.

Mari kita mulai dari masa SD, karena ingatanku tentang TK literally hanyalah dua hari pergi ke sekolah di mana di salah satu hari saya menemukan kalung emas di mainan lucuran besar. Saya selalu ingat hari itu, karena pada hari itu Papa Mama bilang kalau saya adalah anak yang beruntung. Dan mungkin hal itulah yang kemudian saya yakini dan pada akhirnya benar-benar membawa keberuntungan dalam kehidupanku.

Continue reading

Malang : Pantai, Gunung dan Kita

Masih ingat postingan pertama yang saya buat di blog ini? Itu adalah postingan tentang pengalaman Anak Kalem jalan-jalan ke Taman Legenda sebagai ganti rencana ke Malang yang batal. Yap, Malang is already in our wishlist since long time ago. Akhir tahun 2016, ketika kita semua sedang pusing menyusun bab-bab awal skripsi. Tapi, jodoh memang tak ke mana. Mungkin Malang memang sudah ada di daftar destinasi yang berjodoh dengan kita sehingga bulan November 2019 ini, liburan impian itu terwujud.

Continue reading

Nambaru : VIMK Supervision!

It’s just funny how this blog slowly but sure become a lonely documentary about ton of my works. I mean all about experiences and activities that I’m busy for nowadays is just pure work. Of course, I want to share about my inner feeling, about my famliy, about what I love the most. But, my world these days just couldn’t get out from this dark circle called ‘work’.

Continue reading

Buol : Reuni!

Reuni. Satu kata yang amat sangat populer, terutama di saat-saat puasa, menjelang lebaran. Maklumlah, anak-anak jaman now memang banyak sekali acaranya. Kalau dulu reuni dikaitkan dengan acara besar di mana para alumnus yang sudah lama tidak bertemu datang dan berkumpul bersama. Ada yang sampai pangling saking lamanya tidak bertemu. Sekarang, tiap tahun ada aja reuni. Reuni dalam bentuk bukber (Buka Bersama) maupun lebaran di rumah salah satu alumnus.

Continue reading

Ongka Malino : Supervision !

For such a newbie, I feel like it’s a really great honor to be able to do supervision. Thing that usually just the upper man did. But, because this year I got to be one of the instructor in this big events, I can finally have this chance. Actually, I was a bit nervous. Because you have to do a supervision all by yourself and my assigned destination was a bit far from the city. But, I got all of my worries out of my head. And prepared myself for this grand assignment. 😀

Continue reading