Parigi : 12 September 2020

Dua belas September selalu jadi hari yang spesial untukku, entah ada yang merayakannya atau tidak. Itu adalah hari dimana usiaku bertambah dan seharusnya kedewasaanku juga. Tapi sudah terlalu banyak Dua belas September yang berlalu begitu saja tanpa benar-benar membawa perubahan yang baik. Harus lebih banyak lagi introspeksi diri.

Tapi kali ini saya ingin bercerita tentang Dua belas September yang teramat spesial. 12 September 2020. Hari dimana usiaku genap 24. Hari dimana saya akhirnya meninggalkan satu fase lagi dalam hidupku dan menuju fase kehidupan yang baru. Ya, itu hari kepindahanku ke Buol yang sungguh kebetulan sekali bertepatannya. Seolah hadiah ulang tahun. Tapi saya yang hari itu hatinya masih terikat di Parigi, bertanya-tanya apakah benar ini hadiah yang kuinginkan.

Sejak awal penempatan, saya tidak pernah berencana tinggal lama di Parigi. Maunya sekitar dua tahunan, kemudian pindah ke Buol. Alhamdulillah, terwujud seperti apa yang saya rencanakan. Tapi, penemuan-penemuan, pelajaran hidup, keluarga baru serta kebahagiaan yang saya dapatkan di Parigi membuatku sedikit ragu. Haruskah secepat ini saya kembali? Banyak yang bertanya-tanya juga. Tapi pindah bukan soal mudah, maka kuputuskan untuk mengambil kesempatan langka itu.

Sehari sebelum berangkat, saya mengadakan acara syukuran kecil di kantor sekaligus perpisahan. Beberapa teman dan rekan memberikan kesan dan pesan yang seperti biasa diseliputi tawa. Saya tidak menangis hari itu. Tapi akhirnya menangis saat tiba di Buol :D. Menyadari bahwa saya terlalu terbiasa berada di sana.

Makan-makan
Keluarga Parigi ❤
Koloni IPDS
Kontrakan Hepi Bambalemo

Setiap orang disana ku anggap sebagai guru, masing-masing mampu memberiku pelajaran. Meskipun bukan disengaja, tapi saya banyak menjadikan mereka contoh. Pengaruhnya bisa dilihat pada berbedanya kepribadianku sebelum dan sesudah fase Parigi. Jadi masa-masa itu adalah sesuatu yang amat saya syukuri.

Malamnya, saya dikejutkan sama whatsapp dari Fani, salah satu mitra entri yang tiba-tiba nanya alamat kontrakan. Ternyata mereka mau nganter kenang-kenangan. Masya Allah. Ini adalah waktu ketika saya menyadari bahwa saya dicintai, bahwa saya sedikit banyak berkontribusi positif di kehidupan orang lain.

Thank you girls 🙂

Dan tibalah hari yang ditunggu-tunggu, 12 September 2020. Paginya masih sempat ke kantor nyelesaiin kerjaan. Tiba-tiba dinyanyikan lagu ulang tahun dong dan dikasih kue. Padahal anak muda Parigi biasanya tidak se so sweet ini. Mungkin karena sekaligus melepas keberangkatanku. Terima kasih gaes.

Sorenya akhirnya jemputanku tiba, dan tiba-tiba Bu Nur salah satu mitra entriku juga nelepon bilang mau ketemu. Akhirnya kita sempatkan ketemu sebelum mobil berangkat menuju Buol, Ibunya ngasih buah dan bingkisan. Rasanya kayak Rangga yang disusul sama Cinta ke Bandara :D.

Dan itulah rentetan peristiwa yang membuat 12 September 2020 jadi begitu spesial. Itu adalah hari di mana saya merasa benar-benar dicintai. Itu adalah hari dimana saya sempat meragukan keputusanku. Tapi itu juga adalah hari dimana saya akhirnya memutuskan untuk terus melangkah maju.

Parigi adalah tempat yang spesial dan dipenuhi orang-orang yang juga spesial. Ia adalah tempat dimana saya akhirnya menemukan diriku sendiri dan mulai berani mengekspresikan diri. Ia adalah tempat dimana banyak sekali momen manis terukir dan tempat dimana banyak pelajaran hidup kudapatkan.

Menuju Buol hari itu, saya berharap bisa sama bahagianya atau justru lebih bahagia lagi. Dan saya juga berharap bisa sama dicintai atau justru lebih dicintai lagi.

Leave a comment