Semua ini bermula dari Ibu bos yang pada suatu hari tiba-tiba manggil saya ke ruangannya. Awalnya kukira ada perkara penting apa, usut punya usut ternyata Ibu bos mau menyuruh saya nulis di koran. Diperlihatkanlah karya kakak senior dari BPS Sigi yang dimuat di koran. Saya ngangguk-ngangguk sambil lihat foto artikel yang ada di HP ibu bos.
Awalnya, saya tertarik mengikuti kelas dari Perempuan BPS Menulis (PBM) karena ingin belajar menulis opini di surat kabar. Mengingat Ibu Kepala BPS yang hari-hari menyuruhku untuk menulis di koran dan fakta bahwa menulis di media massa akan dengan mudah membantuku mendapatkan angka kredit, saya pun langsung menghubungi admin dari PBM untuk mendaftar di kelas opini.
Saya dilahirkan di kota Palu, Sulawesi Tengah. Maka secara otomatis, Palu menjadi rumah pertamaku. Tempatku dilahirkan dan dirawat waktu masih menjadi seorang bayi mungil. Saat balita, keluarga pindah ke Buol dan akhirnya saya tumbuh besar di sana. Menghabiskan masa SD, SMP dan SMA di Buol serta menjalin persahabatan yang erat di tiap fasenya membuatku akan selalu menjawab ‘Buol’ begitu ditanya ‘Orang mana?’.
Judul : Manuskrip yang Ditemukan di Accra
Penulis : Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 203
Mereka yang kalah adalah mereka yang tidak pernah gagal.
Buku ini langsung menohokku sejak lembaran-lembaran pertama yang saya baca. Seolah penulisnya benar-benar paham apa yang saya rasakan dan apa yang saya lakukan, ia mulai menjelaskan kritikannya terhadap sikap hidup yang selama ini saya percayai.
Setelah selesai dengan prosesi adat pernikahan di Pulau Makassar, kami sekeluarga meluncur ke Pantai Nirwana, yang terletak beberapa kilometer dari kota Bau-bau. Pantai Nirwana terkenal dengan lautnya yang punya tiga warna. Tempat ini populer sekali baik di kalangan para turis maupun masyarakat Bau-bau sendiri. Selain dapat menikmati keindahan lautnya, tempat ini juga penuh dengan dego-dego di mana kita dapat berkumpul bersama teman dan keluarga dan memesan makanan semacam jagung rebus yang banyak dijual di area ini.
Judul : I Believe In A Thing Called Love
Penulis : Maurene Goo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 351
Kau tak bisa mengontrol siapa yang kau cintai, Desi, tapi kau selalu bisa mengontrol sekeras apa kau berjuang, oke?
Itu adalah nasihat yang diucapkan oleh Appa, ayah Desi, pemeran utama dalam novel ini hampir di akhir cerita. Nasihat yang kemudian membuat Desi melakukan hal paling gila dari seluruh hal-hal gila yang sudah dilakukannya sejak awal cerita.
Sejak kecil, papa selalu bilang kalau ia berasal dari pulau buton, Sulawesi Tenggara. Meskipun sejak kelas tiga SD beliau sekeluarga merantau ke kota Luwuk dan pada akhirnya menetap di sana, sehingga kami pun sebagai anak-anaknya selalu berangkat mudik ke Luwuk. Kami sama sekali tidak punya gambaran tentang bagaimana keadaan pulau Buton yang dulunya juga punya sejarah sendiri. Kami tidak paham bahasa Buton meskipun papa sangat fasih melafalkannya.
Lost Star 